PENGERTIAN ISRA MI’RAJ
Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam ajaran Islam. Lewat kejadian itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dinaikkan ke langit ketujuh dalam waktu semalam.
Untuk perjalanan sejauh itu dan di zaman yang belum secanggih sekarang, tentu sangat sulit diterima oleh akal bagaimana Rasulullah bisa menyelesaikan perjalanan itu dalam waktu yang singkat. Namun, peristiwa Isra Miraj tersebut menjadi mukjizat Nabi SAW dan setiap muslim wajib memercayainya.
TUJUAN NABI MUHAMMAD SAW MELAKSANAKAN ISRA MI’RAJ
Salah satu tujuan utama Rasulullah SAW di-isra’-kan adalah untuk diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah secara langsung. Hal ini seperti yang telah ditegaskan dalam Surah Al-Isra ayat 1.
Dari laman kemenag.go.id, alasan Allah secara langsung memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad adalah karena selama masa dakwah Nabi di Makkah, situasinya penuh duka cita. Lewat peristiwa Isra Miraj, Allah mempertemukan Nabi SAW dengan nabi-nabi sebelumnya dan menunjukkan bahwa mereka juga mengalami masa-masa sulit selama berdakwah.
Di samping untuk melihat Maha Kuasanya Allah SWT, Rasulullah juga menerima wahyu berupa perintah salat dalam sehari. Ini seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadis. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda,
“… Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat 50 kali dalam sehari semalam. …” (HR. Muslim no 162, sahih).
Mulanya, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat 50 kali dalam sehari. Namun, setelah Rasulullah beberapa kali bertemu dengan Allah, akhirnya jumlah tersebut berkurang menjadi lima kali seperti sekarang. Dari peristiwa Isra Miraj itulah cikal-bakal kewajiban salat lima waktu.
